Minggu, 30 Agustus 2009

Geger Negara Ayam Sentosa

Fenomena Indonesia
  • Syahdan di sebuah Negara yang tak lekang ditimpa masalah bertubi-tubi. Setelah terpilihnya kembali Sang Jago Permana sebagai presiden republik Ayam Sentosa, sebuah bencana besar terjadi. Di kota pusat pemerintah negara Ayam Sentosa diguncang oleh adanya BOM, yang menghancurkan dua buah Gedung besar dan menewaskan beberapa ayam beserta anak-anaknya, belum cukup menyedihkan kisah itu, terdengar kembali sebuah masalah di wilayah negara Ayam Sentosa bagian timur. Sebuah perusahaan raksasa milik negara Serigala yang telah menguras habis segala aset-aset negara itu melaporkan kasus pembunuhan para ayam-ayam yang menuntut kenaikan upah dalam pekerjaannya.
    Belum sempat bernafas lega oleh masalah-masalah yang datang, muncul tantangan-tantangan dari negara Babi, yang mana mereka telah mengklaim beberapa harta budaya kekayaan asli negara Ayam Sentosa sebagai milik negara Babi, di tambah lagi beberapa tindakan pelecehan-pelecehan sosial yang telah dilakukan negara Babi, terhadap warga negara Ayam Sentosa yang bekerja di negara tersebut.
    Satu hal lagi yang tidak habis pikir dengan masalah-masalah negara Ayam Sentosa, yaitu pulau-pulau syah hasil jerih payah para pahlawan, yang telah mengorbankan nyawa dan darah telah terjual ke negara-negara lain tanpa sepengetahuan pemerintah daerah sekitar. Bahkan dengan terang-terangan dan senyum simpul, mereka menyatakan siap mengawasi dan menjaga keamanan pulau-pulau tersebut yang notabene merupakan hak milik sah negara binatang lain.
    Apa yang telah terjadi di negara ini, semua serba kacau. Negara yang terkenal dengan gemah ripah loh jinawi, luas wilayah yang sangat luas, kekayaan alam yang tiada tanding, kekayaan budaya yang sangat beragam dan sebagainya, menjadi sebuah obyek hinaan, permainan negara-negara kecil yang mengelilinginya. Sebenarnya apa yang terjadi selama ini, sudah butakah para pejabat-pejabat negara Ayam Sentosa oleh lumbung padi pribadinya yang penuh dengan bulir-bulir padi hasil rampokan, atau apa?
    Lalu pada ke mana para orang-orang pandai di negeri ini? Orang-orang yang telah mengguncang dunia pengetahuan, dunia politik dan ekonomi dunia. Apakah mereka tidak tahu, pura-pura tidak tahu, atau memang dibuat tidak tahu oleh para pejabat-pejabat korup negara Ayam Sentosa ini.
    Mendengar berita terbaru terhadap terjualnya wilayah negara Ayam Sentosa ke negara Kambing, tampaknya Pemerintahan Sang Jago Permana kebakaran jenggot, mereka merasa hal ini sudah keterlaluan. Dari hal-hal yang selama ini dianggap sepele, saat ini mereka benar-benar tersinggung atas kemampuan keamanan dan kekuasaan terhadap wilayah negaranya. Segeralah mengadakan rapat umum pada kabinet untuk membahas masalah ini.
    Menteri dalam negeri, menteri luar negeri, menteri pertahanan dan keamanan serta menteri kesejahteraan sosial di panggil di Istana. Mereka sengaja diundang untuk mengevaluasi kebenaran berita yang ada di televisi.
    Dalam ruang tertutup Presiden Jago Permana membuka pembicaraan dengan meminta laporan kepada Menteri dalam negeri Ayam Sentosa, tentang bagaimana situasi daerah dari wilayah-wilayah yang dikabarkan dijual ke negara lain.
    Menteri dalam negeri menyatakan bahwa, wilayah desentralisasi yang telah diterapkan di negara ini telah memberikan benang putus terhadap segala keputusan kepala daerah setingkat propinsi sampai dengan kabupaten, sehingga segala hubungan yang berkaitan demi kemajuan suatu wilayah tertentu merupakan hak dan wewenang kepala daerah tanpa campur tangan penguasa propinsi maupun wilayah pusat. Sehingga apabila ada hal-hal yang baru yang berhubungan dengan investor asing pada suatu wilayah adalah sah-sah saja, jika pemerintah wilayah propinsi bahkan pusat tidak tahu menahu terhadap hal itu. Oleh karena itu dengan tenang Menteri Dalam Negeri Ayam Sentosa menyatakan tidak tahu menahu terhadap adanya penjualan pulau – pulau negara tersebut. Dan BERJANJI akan mencari tahu terhadap kebenaran berita tersebut.
    Berikutnya Menteri Luar negeri melaporkan bahwa selama ini hubungan negara Ayam Sentosa dengan negara-negara investor semakin baik, bahkan negara-negara menawarkan kerja sama dengan memberikan HUTANGAN kepada negara Ayam Sentosa baik di bidang Pendidikan, Kesehatan maupun bidang-bidang lain yang saat ini belum dimiliki oleh Negara Ayam Sentosa. Terhadap penjualan pulau-pulau tersebut, memang pernah disinggung pada waktu yang sudah lama, namun hal itu tidak ditanggapi oleh Pemerintah Ayam Sentosa, karena hal itu tidak penting, sebab pulau-pulau tersebut dianggap pulau yang buruk dan tidak bisa dikelola oleh negara yang saat itu banyak menanggung hutang yang sangat besar. Sehingga mendengar adanya pulau-pulau yang sudah cantik molek itu telah menjadi milik negara lain, menteri Luar Negeri merasa kaget, dan merasa sayang terhadap aset negara yang berpotensi memperoleh keuntungan-keuntungan yang sangat besar baik bagi negara maupun bagi aset pendapatan pejabat.
    Sementara Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara Ayam Sentosa menyatakan, bahwa selama ini peran angkatan bersenjata ayam sentosa di kebiri oleh kepentingan-kepentingan yang tidak jelas, sehingga angkatan bersenjata yang memang sudah dilatih untuk rela berkorban demi bangsa dan negara ini hanya berada di kantor sebagai pengawas yang tidak bersenjata. Terhadap adanya pembelian pulau-pulau oleh negara lain tersebut, pada dasarnya angkatan bersenjata sudah mencium gelagat itu sebelumnya. Namun dengan adanya keterbatasan hak dan wewenang, maka angkatan bersenjata hanya bisa menonton sambil mengelus dada, sampai kapan negara ini menjadi habis terjual ke negara lain. Bahkan yang sangat disayangkan, para pejabat-pejabat tertinggi angkatan bersenjata Negara Ayam Sentosa adalah pejabat-pejabat yang takut dan patuh kepada peraturan, mereka tidak mempunyai inisiatif dan inovatif demi keutuhan teritorial negara. Dengan demikian mengeri Pertahanan dan Keamanan Negara Ayam Sentosa hanya bisa melaporkan bahwa wilayah tersebut sudah lama dikuasai oleh negara lain, akan tetapi negara tidak pernah memberikan perintah untuk melakukan tindakan preventif maupun tindak lanjut terhadap situasi demikian, oleh karena itu untuk sementara waktu angkatan bersenjata lebih memilih diam daripada melakukan hal-hal yang nanti malah dianggap mengacaukan keamanan dan ketertiban negara yang telah dikuasai dan dikelola oleh pihak kepolisian.
    Berikutnya adalah menteri kesejahteraan sosial melaporkan tentang situasi sosial sekeliling pulau yang terjual ke negara asing tersebut. Pada laporan 10 tahun yang lalu, wilayah tersebut adalah merupakan daerah pantai yang kumuh dan penuh dengan warga miskin. Wilayah yang sepi dan hampir seluruh masyarakatnya mendapatkan IDT, biarpun bantuan IDT hanya mereka terima satu kali. Namun akhir-akhir ini, wilayah tersebut menjadi pasar yang cukup ramai, dan menjadi pemasok bahan-bahan makanan utama dari pulau-pulau yang sudah dikelola asing tersebut. Bahkan ada beberapa warga menjadi kaya raya dengan bekerja sebagai tenaga transportasi tradisional antar pulau tersebut. Sehingga dapat dinyatakan bahwa keberadaan pulau yang sudah menjadi milik asing tersebut menjadi ladang emas warga sekitarnya. Bahkan warga masyarakat sudah tergantung terhadap keberadaan pulau tersebut. Jadi kesimpulannya bahwa, keberadaan pulau tersebut meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di sekitarnya.
    Nah, sekarang, bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh presiden dalam mengatasi hal tersebut. Satu sisi keberadaan pulau tersebut memberikan manfaat positif kepada peningkatan ekonomi masyarakat, sisi lain pulau tersebut sudah menjadi milik negara lain, yang hal tersebut merupakan aib yang sangat buruk bagi negara Ayam Sentosa yang selama ini merasa sudah subur makmur, tenteram sentosa.
    Presiden Jago Permana sangat pusing menghadapi masalah tersebut, beberapa pejabat-pejabat khusus dipanggil untuk membahas masalah tersebut, namun dari sekian banyak kesimpulan menyatakan bahwa negara kita sudah waktunya membuka diri untuk menerima keberadaan warga asing di negeri kita. Hal itu sesuai dengan hukum dan perjanjian serta contoh-contoh dari Negara Serigala yang saat ini menjadi kiblat utama negara Ayam Sentosa.
    Namun demikian bukan merupakan jawaban yang melegakan hati Presiden Jago Permana. Dia masih memerlukan jawaban yang lebih tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
    Kembali ia teringat bahwa negara ini bisa besar bukan tanpa pengorbanan. Banyak orang-orang yang telah berjasa yang selama ini tidak terabaikan oleh negara. Orang-orang yang telah kehilangan segalanya bahkan masa depannya demi negara tercinta ini, terbengkalai di tepi-tepi negara dengan penuh penderitaan dan hinaan. Mereka tidak pernah diajak bicara ataupun dilihat oleh negara yang telah mereka perjuangkan selama ini. Mengingat hal tersebut, Presiden Jago Permana tergugah untuk menghadirkan orang-orang yang telah benar-benar berjasa terhadap negara ini.
    Sebuah pertemuan yang sudah sejak lama diimpikan oleh para pejuang-pejuang negara Ayam Sentosa. Orang-orang yang telah kehilangan segalanya dan tidak pernah mengharapkan apa-apa dari negara ini, mereka hanya berharap negara Ayam Sentosa menjadi negara yang merdeka dan terlepas dari penjajahan bangsa lain. Negara yang bisa membangun dan berkembang sebagaimana negara-negara maju lainnya, dengan kemampuan diri sendiri, mengelola kekayaan sendiri, tambang-tambang sendiri, negara yang bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, negara yang memberikan kemerdekaan anak-anak bangsa seluruhnya mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya tanpa tekanan dan ancaman dari apapun dan kesemuanya ini demi kemakmuran warga negara dan anak turun mereka.
    Pada hari yang telah ditentukan, para pejuang-pejuang tua pun hadir di istana, dari 100 undangan hanya 50 orang yang bisa hadir di istana, sementara 50 lain sudah tidak sanggup lagi untuk bangun dan berdiri, selain dari usia yang sudah sangat tua, ditambah asupan makanan yang tidak bergizi yang mereka kenyam setelah negara ini merdeka membuat mereka semakin terpuruk penyakit yang menggerogoti tubuh mereka selama ini.
    Jamuan makanan dan segala fasilitas disediakan untuk para undangan. Seluruh jajaran istana menyambut kedatangan mereka bak investor terkaya di seluruh dunia. Seluruh orang di istana baik dari pejabat terendah sampai presiden sendiri tersenyum bangga dengan kehadiran mereka.
    Bagi mereka hari ini adalah hari yang sangat luar biasa, setelah 64 tahun mereka beristirahat dengan perjuangan yang sangat melelahkan dan menyakitkan, hari ini mereka disambut bagai raja. Tapi bukan hal itu yang utama dalam masalah ini, mereka diundang untuk memberikan pendapat bagaimana tentang keadaan negara Ayam Sentosa, dan bagaimana pandangan mereka untuk hal ini.
    Rapat dibuka dengan laporan keadaan negara Ayam Sentosa secara global saat ini, kemudian dirinci beberapa permasalahan-permasalahan yang sedang dialami oleh negara Ayam Sentosa. Presiden memberikan kesempatan kepada seluruh undangan untuk menyampaikan pandangan-pandangan terhadap solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.Setelah rapat selesai para undangan di persilahkan meninggalkan istana dan dikawal oleh tentara khusus mulai dari istana sampai dengan rumah kediaman masing-masing.
    Penyelesaian masalah penjualan pulau tersebut akhirnya dilakukan. Presiden bersama para mengeri negara melakukan investigasi di lapangan bersama tim khusus dari PBB, meninjau langsung dan mengusut masalah penjualan. Dan akhirnya mencabut hak penggunaan pribadi menjadi hak aset negara, dengan mengganti uang pembangunan Resort yang telah berdiri di atasnya kepada investor asing.
    Selain itu, negara kembali mengaktifkan angkatan bersenjata sebagai petugas penjaga keutuhan negara secara penuh sebagaimana sebelumnya. Para tentara ditambah, peralatan canggih dibuat secara besar agar para tentara dapat mengawasi seluruh wilayah negara Ayam Sentosa secara penuh setiap detik. Dibuat satelit-satelit baru yang mendukung sistem informasi keamanan negara, semuanya itu menjadi hak dan tanggung jawab tengara Negara Ayam Sentosa.
    Negara kembali berkonsentrasi kepada kesejahteraan rakyat, negara membangun seluruh wilayah-wilayah mulai dari pusat sampai pada pulau-pulau terpencil di seluruh negeri. Seluruh pulau dibangun oleh negara dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pengusaha swasta negeri Ayam Sentosa dengan status menyewakan pulau sebagai tempat wisata, dan aset tersebut keseluruhannya untuk negara dan diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat Ayam Sentosa. Negara kembali mencabut aset-aset asing yang telah menguasai harta milik negara dengan memperkecil saham asing dan mempekerjakan warga Negara Ayam Sentosa untuk mengisi pekerjaan di perusahaan tersebut. Untuk itu negara Ayam Sentosa mengajak warga Ayam Sentosa yang berada di luar negeri untuk bergabung dan bekerja di negara sendiri.
    Dalam hal serangan teroris yang melanda negara ini, negara memaksimalkan kepolisian untuk bekerja secara khusus untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas ini dengan fasilitas-fasilitas yang dipercanggih.
    Negara membatasi hak-hak dan wewenang para pejabat yang selama ini menguasai sesuatu yang tidak berhubungan dengan hak dan wewenangnya, dan menyerahkan seluruh alokasi pekerjaan tersebut untuk warga negara Ayam Sentosa yang mampu mengelola, sehingga keterlibatan pejabat untuk memperkaya diri dibatasi.
    Negara kembali kepada undang-undang dasar yang lama, dan membagi wilayah negara berdasarkan sentralisasi, di mana segala sesuatu hubungan baik secara nasional maupun internasional diketahui oleh negara dan segala izin dan segala sesuatunya merupakan hak penuh negara. Seluruh pihak-pihak asing yang mempunyai kepentingan terhadap negara Ayam Sentosa harus minta izin ke pemerintahan pusat sehingga kesempatan untuk invasi ke daerah dapat dibatasi bahkan ditiadakan.Sistem pendidikan, ekonomi dan budaya dikembalikan kepada kebudayaan asli Negara Ayam Sentosa yang mengembangkan budaya daerah secara optimal dalam rangka mendukung kebudayaan nasional yang memang beragam. Hutang-hutang negara segera dilunasi, dengan tidak mencari hutangan lagi, dan mengoptimalkan ekspor luar negeri serta meningkatkan hasil pendapatan negara dari sektor non migas dan kepariwisataan. Selain ini menciptakan sektor-sektor industri dalam negeri yang dapat menyerap warga negara Ayam Sentosa di seluruh wilayah negara, sehingga TKW dapat kembali pulang ke negaranya dan bekerja di Negara Ayam Sentosa dengan gaji dan upah yang sama dengan negara-negara lain.
    Dan demi memperkuat negara Ayam Sentosa, negara meningkatkan jalinan persahabatan dengan negara-negara lain serta menciptakan situasi kondusif dengan negara-negara kuat untuk mendukung keutuhan negara Ayam Sentosa.
    Lima tahun kemudian negara Ayam Sentosa sudah lebih mandiri dan dewasa, dan mampu berdiri, bahkan semakin kuat dengan wilayah negara yang luas dan kekayaan negara yang luar biasa, negara Ayam Sentosa sejajar dengan Negara Serigala dan Negara Adikuasa lainnya.